Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Senat Mahasiswa INZAH Genggong Gelar Kongres Organisasi Mahasiswa

Gambar
Senat Mahasiswa (SEMA) Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan (INZAH) Genggong periode 2018-2019 gelar Kongres Organisasi Mahasiswa di Aula Kampus INZAH Genggong. Senin (29/07/2019). Kongres Organisasi Mahasiswa berlangsung selama dua hari. Senin (29/07/2019) samapai Selasa (30/07/2019). Kegiatan ini diikuti seluruh pimpinan organisasi intra kampus (OMIK), pimpinan unit kegiatan mahasiswa (UKM), dan partai politik mahasiswa (PPM) INZAH Genggong. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum, bahwa hukum harus menjadi pijakan utama dalam tata laksana organisasi mahasiswa. "Kongres ini tidak lain untuk menyadarkan kita semua bahwa hukum harus menjadi pedoman atau pijakan dalam tata laksana organisasi yang ada di kampus kedepan" tegas Eko Cahyono sebagai ketua SEMA INZAH Genggong. Eko Cahyon juga memaparkan bahwa aturan yang disidangkan dalam kongres ini tidak lain untuk acuan OMIK INZAH Genggong periode selanjutnya dan pesta demokrasi atau pemi

Membaca Buku-buku Kiri Bukan Aliran Radikal

Gambar
Probolinggo dihebohkan dengan dua mahasiswa dari komunitas Vespa Literasi yang diamankan Polisi setelah ditemukan membawa buku biografi Dipa Nusantara (DP) Aidit, buku ini ditemukan saat komunitas Vespa Literasi menggelar lapak baca buku gratis di Alun-Alun Kraksaan. Keduanya diamankan pada Sabtu (27/07/2019). Hal ini membuat penulis tertarik untuk membahasnya, kita ketahui bersama bahwa Dipa Nusantara Aidit adalah pemimpin senior partai kominis indonesia. Organisasi ini telah dilarang di indonesia, lantas apakah ketika seseorang membaca buku yang ada kaitannya dengan hal tersebut menjadi permasalahan hukum. Lebih parah lagi ketika orang yang membaca buku tersebut dianggap orang radikal atau bahkan kriminal. Jika betul orang yang membaca buku-buku kiri dianggap radikal, bagaimana nasib budaya literasi kita terutama dampaknya terhadap mahasiswa. Ketidak dewasaan lagi-lagi dipertontonkan dengan pemberantasan buku yang mana buku tersebut berfungsi sebagia media agar kita m

Selamat Hari Lahir Sang Pendekar Pena Mahbub Djunaidi

Gambar
Tepat pada tanggal 27 Juli ini, merupakan hari lahir seorang penulis ternama, aktivis, sastrawan yakni sahabat Mahbub Djunaidi ke-85 tahun lalu. Ia menuangkan banyak tulisannya dengan sangat luar biasa, tak salah jika orang menjulukinya sebagai pendekar pena dari Betawi. Mahbub Djunaidi lahir dari kalangan tokoh NU dari pasangan KH. Moh. Djunaidi dan Muschsinati pada tahun 1933. Dalam perjalanan hidupnya ayah dari seorang Mahbub rajin mengikuti Muktamar mulanya sejak Muktamar ke-4 di Semarang pada tahun 1929. Jadi sudah tak heran, jika Mahbub selalu ada di badan semi otonom dari NU. Ia mulai memasuki Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama saat ia menpuh pendidikan di Budi Utomo. Kemudia Ia juga menjadi ketua umum pertama salah satu organisasi terbesar yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Tentu masih banyak pengabdian beliau di bawah NU. Selain aktif di beberapa banom NU, ia juga banyak menuliskan buku yang sampai pada hari ini karyanya masih kita baca. Sehingga dari

Faktor Kuliahmu Membosankan

Gambar
Mendapat kesempatan kuliah di Perguruan Tinggi (PT) adalah hal yang sangat luar biasa. Kebayang dari mulai pendaftaran sampai tes untuk masuk. Namun, apa jadinya jika kuliah yang kamu jalani menjadikan kebosanan. Ternyata kuliah yang kamu jalani tidak cukup hanya dengan modal semangat, perlu tekad yang kuat dan perencanaan jangka panjang yang matang. Bekerja atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, ini juga harus jadi perhatian mulai sejak kalian menjadi mahasiswa. Berikut hal-hal yang membuat perkuliahanmu membosankan: 1. Tidak adanya tujuan yang jelas Perlunya perencanaan tujuan dari kuliah kalian, apa yang menjadi tujuan utama kalain kuliah. Karena tujuan ini menjadi acuan kalian dalam menjalani proses perkuliahannya, jika kalian sudah tak menemukan arah maka disitu akan muncul rasa kebosanan. 2. Salah memilih Jurusan Hal ini biasanya sering dialami oleh mahasiswa setelah masa pertengahan proses perkuliahan, maka dari itu sebelum kalian masuk di pe

PK. PMII STIH ZAHA Genggong Gelar Pelatihan Kader Dasar (PKD)

Gambar
Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan Genggong menggelar Pelatihan Kader Dasar (PKD) di Kantor Desa Krejengan. Jumat (19/07/19). PKD mengangkat tema: Mengukuhkan Semangat dan Militansi Ber-PMII yang Berintlektual dan Bertanggung Jawab dalam Berorganisasi. Pelatihan Kader Dasar ini berlangsung mulai Jumat (19/07/19) hingga Ahad (22/07/19). Kegiatan ini merupakan proses kaderisasi formal ke dua di PMII. "Pelatihan ini adalah proses kaderisasi formal ke dua setelah MAPABA yang ada di PMII, tentu kami sebagai pengurus melaksanakan ini dengan sungguh-sungguh sehigga dapat menjadi jembatan kaderisasi bagi sahabat-sahabati peserta" tutur Sahabat Fauzan Ketua Komisariat PMII STIH ZAHA Genggong. Salah satu tujuan dilaksanakannya pelatihan ini agar sahabat-sahabati peserta PKD dapat melanjutkan prosesnya di PMII. "Kami berharap seluruh peserta PKD betul-betul serius mengikuti kegiatan ini, karena kegia

MATERI ASWAJA

A.      Latar Belakang Kelahiran ASWAJA dan Pengertiannya . Ahlussunah Wal Jam’ah bukanlah sebuah madzhab yang dalam masalah aqidah mengikuti imam Abu Musa Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi.Dalam praktek peribadatan mengikuti salah satu madzhab empat, dan dalam bertasawuf mengikuti imam Abu Qasim Al Junandi dan imam Abu Khamid Al-Ghazali. Kalau kita mempelajari Ahlussunah dengan sebenarnya, batasan seperti itu terlihat begitu simple dan sederhana, karena pengertian tersebut menciptakan definisi yang sangat eksklusif untuk mengkaji secara mendalam, terlebih dulu kita perlutekankan bahwah Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) sesunguh nya bukan lah madhab, Aswaja adalah sebuah manhaj Al- fikr ( cara berfikir)tertentu yang digaris oleh para sahabat dan murid nya, yaitu generasi tabi’in yang memiliki intelektualtas tinggi dan relative netral dalam mensikapi situasi politik ketika itu. Meski demikian, bukan berarti dalam kedudukannya sebagai manhaj Al-fikr meskipun merupakan produk yan

MATERI KE-PMII-AN

Ke- PMII-an A.       Latar belakang didirikannya PMII Lahirnya PMII bukannya berjalan mulus, banyak sekali hambatan dan rintangan.Hasrat mendirikan organisasi NU sudah lama bergolak.namun pihak NU belum memberikan green light. Belum menganggap perlu adanya organisasi tersendiri buat mewadahi anak-anak NU yang belajar di perguruan tinggi.melihat fenomena yang ini, kemauan keras anak-anak muda itu tak pernah luntur, bahkan semakin berkobar-kobar saja dari kampus ke kampus. hal ini bisa dimengerti karena, kondisi sosial politik pada dasawarsa 50-an memang sangat memungkinkan untuk lahirnya organisasi baru. Banyak organisasi Mahasiswa bermunculan dibawah naungan payung induknya.misalkan saja HMI yang dekat dengan Masyumi, SEMI dengan PSII, KMI dengan PERTI, IMM dengan Muhammadiyah dan Himmah yang bernaung dibawah Al-Washliyah. Wajar saja jika kemudiaan anak-anak NU ingin mendirikan wadah tersendiri dan bernaung dibawah panji bintang sembilan, dan benar keinginan itu kemudian diwu