Membaca Buku-buku Kiri Bukan Aliran Radikal



Probolinggo dihebohkan dengan dua mahasiswa dari komunitas Vespa Literasi yang diamankan Polisi setelah ditemukan membawa buku biografi Dipa Nusantara (DP) Aidit, buku ini ditemukan saat komunitas Vespa Literasi menggelar lapak baca buku gratis di Alun-Alun Kraksaan. Keduanya diamankan pada Sabtu (27/07/2019).

Hal ini membuat penulis tertarik untuk membahasnya, kita ketahui bersama bahwa Dipa Nusantara Aidit adalah pemimpin senior partai kominis indonesia. Organisasi ini telah dilarang di indonesia, lantas apakah ketika seseorang membaca buku yang ada kaitannya dengan hal tersebut menjadi permasalahan hukum. Lebih parah lagi ketika orang yang membaca buku tersebut dianggap orang radikal atau bahkan kriminal.

Jika betul orang yang membaca buku-buku kiri dianggap radikal, bagaimana nasib budaya literasi kita terutama dampaknya terhadap mahasiswa. Ketidak dewasaan lagi-lagi dipertontonkan dengan pemberantasan buku yang mana buku tersebut berfungsi sebagia media agar kita mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui. Bahkan yang ada kaitannya dengan sejarah bangsa. Bagaimana Nasionalisme akan tumbuh jika belajar sejarah bangsa ini kita dibungkam?.

Tidak selayaknya tuduhan tersebut dilahirkan kepada pembaca buku kiri, bahkan sangat miris ketika dibawak ke ranah hukum. Memberangus buku-buku kiri akan menjadi bahaya, bisa saja akan sampai mengamputasi prinsip demokrasi. Sekali lagi bersikaplah dewasa, jangan selalu beranggapan bahwa yang membaca buku kiri itu adalah aliran radikal. Dan jangan khawatir orang yang membaca buku-buku kiri juga cinta Indonesia dan akan menjaga Indonesia.

Wakil Presiden terpilih KH. Ma'ruf Amin pernah memberikan pesan dalam sambutannya "Khilafah bukan ditolak tapi tertolak karena bertentangan dengan asas bangsa Indonesia". Jadi jangan takut dan jangan khawatirkan komunis atau ideologi lainnya yang bertantangan dengan UU akan berdiri, karena ideologi terlarang itu secara otomatis akan tertolak. Merdeka Bangsaku.

Penulis: Fathol Arifin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curahan Hati Untuk Nahkoda Baru PMII UNZAH Genggong Probolinggo

Ruang Riung Mahasiswa pada Tempat Terbuka

PMII DAN KEPAKARAN KEILMUANNYA